Rabu, 09 November 2011

zakat


ZAKAT


 







Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Fiqh Ibadah

Dosen Pengampu : Diana Zuhroh,
Disusun Oleh :
Rizal Fahmi                 26.09.2.1.005
Abdul Aziz                  26.09.2.1.007
Rahmawati                   ..................... 
PROGRAM STUDI MUAMALAH
JURUSAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

Zakat merupakan salah satu pokok agama yang sangat penting dan strategis dalam Islam, karena zakat adalah rukun Islam ketiga setelah syahadat dan shalat. Jika shalat berfungsi untuk membentuk keshalihan dari sisi pribadi seperti mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, maka zakat berfungsi membentuk keshalihan dalam ystem sosial kemasyarakatan seperti memberantas kemiskinan, menumbuhkan rasa kepedulian dan cinta kasih terhadap golongan yang lebih lemah. Pembentukan keshalihan pribadi dan keshalihan dalam ystem masyarakat inilah salah satu tujuan  diturunkannya agama islam sebagai rahmatallil ‘alamin oleh Allah SWT kepada manusia.
Dengan zakat Allah SWT menghendaki kebaikan kehidupan manusia dengan ajaran-Nya agar hidup tolong menolong, gotong royong dan selalu menjalin persaudaraan. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan adalah sunatullah yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali. Bahkan adanya perbedaan status sosial itulah manusia membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Dan zakat (juga infaq dan shadaqah) adalah salah satu instrument paling efektif untuk menyatukan umat manusia dalam naungan kecintaan dan kedamaian hidupnya di dunia, untuk menggapai kebaikan di akhirat.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN
Secara bahasa zakat berarti : tumbuh, berkembang dan berkah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan sebagaimana firman Allah dalam surat At Taubah: 103 :
 خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. [1]
Zakat menurut istilah adalah kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.[2]
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang ketiga, hukumnya adalah fardu ‘ain atas tiap-tiap orang yang cukup syarat-syaratnya. Zakat mulai diwajibkan pada tahun kedua Hijriyah. Firman Allah :
óOs9r& ts? n<Î) tûïÏ%©!$# Ÿ@ŠÏ% öNçlm; (#þqÿä. öNä3tƒÏ÷ƒr& (#qßJŠÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# (#qè?#uäur no4qx.¢9$# 
“tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka[3]: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" (An Nisa:77)
¨bÎ) šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#qãB$s%r&ur no4qn=¢Á9$# (#âqs?#uäur no4qŸ2¨9$# óOßgs9 öNèdãô_r& yZÏã öNÎgÎn/u Ÿwur ì$öqyz öNÎgøŠn=tæ Ÿwur öNèd šcqçRtóstƒ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.(Al Baqoroh:277)

B.     ANCAMAN BAGI YANG MENINGGALKANNYA
Orang yang meninggalkan zakat akan mendapatkan ancaman siksa di neraka jahannam, sebagaiman yang disebutkan dalam ayat brikut ini :
* $pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä ¨bÎ) #ZŽÏWŸ2 šÆÏiB Í$t6ômF{$# Èb$t7÷d9$#ur tbqè=ä.ù'us9 tAºuqøBr& Ĩ$¨Y9$# È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ šcrÝÁtƒur `tã È@Î6y «!$# 3 šúïÏ%©!$#ur šcrãÉ\õ3tƒ |=yd©%!$# spžÒÏÿø9$#ur Ÿwur $pktXqà)ÏÿZムÎû È@Î6y «!$# Nèd÷ŽÅe³t7sù A>#xyèÎ/ 5OŠÏ9r& ÇÌÍÈ   tPöqtƒ 4yJøtä $ygøŠn=tæ Îû Í$tR zO¨Zygy_ 2uqõ3çGsù $pkÍ5 öNßgèd$t6Å_ öNåkæ5qãZã_ur öNèdâqßgàßur ( #x»yd $tB öNè?÷t\Ÿ2 ö/ä3Å¡àÿRL{ (#qè%räsù $tB ÷LäêZä. šcrâÏYõ3s? ÇÌÎÈ 
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."( At Taubah: 34-35)
Orang yang tidak mengeluarkan zakat dari hartanya maka dia akan mendapatkan siksa di neraka. Sabda nabi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah telah berkata: “seseorang yang menyimpan hartanya, tidak dikeluarkan zakatnya, akan dibakar dalam neraka jahanam, baginya dibuatkan setrika dari api, kemudian disetrikakan lambung dan dahinya….”.(Riwayat Ahmad dan Muslim)
  1. ISTILAH DALAM ZAKAT
1.      Muzakki
Adalah orang yang berkewajiban membayar zakat karena memiliki harta yang melebihi ukuran tertentu
2.      Mustahiq
Adalah orang yang berhak menerima zakat karena termasuk salah satu dari golongan orang yang disebut dalam Al-Qur’an sebagai penerima zakat.
3.      Nisab
Adalah  batas minimal untuk harta yang perlu dikeluarkan zakatnya. Harta yang jumlahnya dibawah nishab tidak wajib dikeluarkan zakatnya
4.      Haul
Untuk beberapa jenis harta, kewajiban zakat dikenakan jika harta tersebut sudah dimiliki selama jangka waktu tertentu (satu tahun). Jangka waktu ini disebut haul
  1. MACAM-MACAM ZAKAT
Secara garis besar zakat terbagi dalam dua macam:
1.      Zakat mal yaitu bagian dari harta kekayaan seseorang atau badan hukum yang wajib diberikan kepada orang-orang tertentu setelah memenuhi syarat dikeluarkannya zakat.
2.      Zakat nafs, yaitu zakat jiwa yang juga disebut zakat fitrah, yang diwajibkan pada bulan puasa Romadlan bagi setiap orang islam.[4]

  1. SYARAT-SYARAT KEKAYAAN YANG WAJIB DIZAKATI
1.      Milik Penuh Artinya harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan menurut syariat Islam, seperti : usaha, warisan, pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
2.      Berkembang Artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.
3.      Cukup Nishab Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat dan dianjurkan mengeluarkan Infaq serta Shadaqah
4.      Lebih Dari Kebutuhan Pokok Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya. Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum, misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah, kesehatan, pendidikan, dsb.
5.      Bebas Dari hutang Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi seni shab yang harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut terbebas dari zakat.
6.      Berlalu Satu Tahun (Al-Haul) Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah berlalu (mencapai) satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedangkan hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak ada syarat haul.

  1. BENDA YANG WAJIB DIZAKATI
Harta (maal) yang Wajib di Zakati
1.      Binatang TernakHewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba).
Syarat zakat hewan :
1.      Sampai haul
2.      Mencapai nishab
3.      Digembalakan dan mendapat makanan di lapangan tempat pengembalaan terbuka
4.      Tidak dipekerjakan
5.      Tidak boleh memberikan binatang yang cacat dan tua (ompong)
2.      Emas Dan Perak Nishabnya ialah 85 gr emas murni dalam satu tahun. Zakatnya 2,5%. Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya, termasuk ke dalam kategori emas dan perak. sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan yang digunakan, asal tidak berlebihan maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang tersebut.
3.      Barang Perniagaan/Perdagangan Nishabnya ialah senilai 85 gram emas murni dalam satu tahun zakatnya 2,5%. Barang perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjualbelikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dll.
4.       Hasil Pertanian
$ygƒr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä (#qà)ÏÿRr& `ÏB ÏM»t6ÍhŠsÛ $tB óOçFö;|¡Ÿ2 !$£JÏBur $oYô_t÷zr& Nä3s9 z`ÏiB ÇÚöF{$# ( Ÿwur (#qßJ£Jus? y]ŠÎ7yø9$# çm÷ZÏB tbqà)ÏÿYè? NçGó¡s9ur ÏmƒÉÏ{$t«Î/ HwÎ) br& (#qàÒÏJøóè? ÏmÏù 4 (#þqßJn=ôã$#ur ¨br& ©!$# ;ÓÍ_xî îŠÏJym ÇËÏÐÈ  
”Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS Al Baqarah : 267)

“Bahwa Rasulullah mengutus mereka ke Yaman untuk mengajari mereka tentang agama. Maka mereka dititahkan agar tidak memungut zakat kecuali dari empat macam ini : gandum, padi, kurma dan anggur kering.” (Diriwayatkan oleh Daruquthni, Hakim, Thabrani yang mengatakan perawinya dapat dipercaya dan hadist ini muttashil)
“Bahwa Abdulllah bin Mughirah bermaksud hendak memungut zakat dari hasil tanah Musa bin Thalhah berupa sayur-mayur. Maka kata Musa bin Thalhah: “Tidak dapat anda memungutnya, karena Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa tidak wajib zakat pada sayur-sayuran.” (Diriwayatkan oleh Daruquthni, Hakim dan hadist ini mursal dan kuat). Terdapat beberapa pendapat atas dasar hadist jenis tananaman yang terkena zakat diatas:
1.      Hasil pertanian yang terkena wajib pajak ialah hanya seperti tersebut diatas (gandum, padi, kurma dan anggur kering). Pendapat Hasan Bashri
2.      Hasil pertanian yang tumbuh-tumbuhan atau tanaman merupakan makanan pokok (pendapat Imam Syafi’i).
3.      Hasil pertanian yang tanamannya bernilai ekonomis baik makanan pokok atau sayur-sayuran dan buah-buahan kecuali rumput dan pohon yang tidak berbuah.
Syarat zakat hasil pertanian
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 650 kg. kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila dialiri dengan air hujan, atau sungai/mata air, maka zakatnya 10% dari hasil pertanian tersebut. Apabila diairi dengan cara disiram/ irigasi (ada biaya Tambahan) maka zakatnya 5 %.
5.      Hasil tambang adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, minyak bumi, batu bara, dan masih banyak lagi.
6.      Rikaz/ barang temuan adalah harta terpendam dari zaman dulu atau biasa disebut harta karun. Termasuk di dalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

  1. ZAKAT FITRAH
Pada setiap Hari Raya Idul Fitri, setiap orang Islam baik laki-laki, perempuan, besar kecil, merdeka atau hamba, diwajibkan zakat fitrah sebanyak 3,5 liter dari makanan mengenyangkan menurut toap-tiap  tempat[5].
عن ابن عمر قال فرض رسول الله صلى عليه وسلم زكاة الفطر من رمضا ن على الناس صاعا من تمر او صاعا من شعير على كل حر عبد ذكر او انثى من لمسلمين. رواه البخاري مسلم و في البخاري وكان يعطون قبل الفطر بيوم او يومين.
Dari Ibnu Umar. Ia berkata, “Rasulullah Saw. Mewajibkan zakat fitri bulan Ramadhan sebanyak 1 sa’(3,5 liter) kurma atau gandum atas tiap-tiap orang muslim merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dalam hadist Bukhori disebutkan, “Mereka membayar fitri itu sehari atau dua hari sebelum hari raya.

  1. SYARAT-SYARAT WAJIB ZAKAT FITRAH
A.    Islam
B.     Lahir sebulam terbenam matahari penghabisan bulan Ramadhan. Anak yang lahir setelah matahari terbenam tidak wajib zakat.
C.     Mempunyai lebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib dinafkahinya, baik manusia atau binatang. Jadi orang yang tidak mempunyai lebihan tidak wajib membayar fitrah.

  1. PIHAK ATAU TEMPAT MEMBERIKAN ZAKAT
Yang berhak menerima zakat ada 8 golongan, landasannya :
* $yJ¯RÎ) àM»s%y¢Á9$# Ïä!#ts)àÿù=Ï9 ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur tû,Î#ÏJ»yèø9$#ur $pköŽn=tæ Ïpxÿ©9xsßJø9$#ur öNåkæ5qè=è% Îûur É>$s%Ìh9$# tûüÏB̍»tóø9$#ur Îûur È@Î6y «!$# Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# ( ZpŸÒƒÌsù šÆÏiB «!$# 3 ª!$#ur íOŠÎ=tæ ÒOÅ6ym ÇÏÉÈ  
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan allah dan mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At Taubah: 60)
1.      Fakir adalah orang yang tidak memiliki batas minimum kekayaan dalam kebutuhan pokok bagi dirinya dan anak-anaknya seperti tempat tinggal, sandang, pangan atau keperluan lain yang tidak dapat diabaikan
2.      Miskin adalah orang-orang fakir yang menahan dirinya dari perbuatan meminta hingga keadaannya tidak diketahui umum
3.      Amilin adalah orang-orang yang ditugaskan oleh Imam, kepala pemerintahan untuk mengumpulkan zakattermasuk juga orang-orang yang mengurusi administrasinya.
4.      Muallaf adalah golongan yang diusahakan merangkul dan menarik serta mengukuhkan hati mereka dalam keislaman disebabkan belum mantapnya keimanan mereka
5.      Budak belian
6.      Gharimin adalah orang-orang yang dibebani hutang dan ia kepayahan dalam membayarnya
7.      Fi sabilillah adalah jalan menyampaikan kepada keridhaan Allah, baik berupa ilmu atau amal. Jumhur ulama berpendapat yang dimaksud ialah tentara atau laskar sukarela yang turut membela agama islam tetapi tidak mendapatkan gaji dari pemerintah. Di masa sekarang ini menafkahkan fi sabilillah diantaranya membiayai dan menyiapkan penyebar-penyebar agama islam dan mengirim mereka ke pelosok-pelosok dengan perbekalan dana yang cukup. Termasuk juga di dalamnya membiayai sekolah-sekolah dan para pengajarnya
8.      Ibnu sabil adalah orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya dan perjalanannya bukan untuk kemaksiatan
  1. PIHAK ATAU ORANG YANG TERLARANG MENERIMA ZAKAT
Orang-orang yang yang terlarang menerima zakat ada lima. Sebagai berikut[6]:
1.      Orang-orang kafir.
Karena pesan Rasulullah SAW, kepada Mu’a’z sewaktu dia diutus ke negri Yaman. Beliau berkata kepada Mu’a’z “Beri tahukanlah kepada mereka (Umat Islam), diwajibkan atas mereka zakat. Zakat itu diambil dari orang kaya,dan diberikan kepada orang fakir di antara mereka (umat Islam)”.
2.      Bani hasyim atau keluarga nabi. Sabda Rasulullah SAW:
عن ابي هريرة يقول اخذ الحسن بن علي تمرة من تمر الصدقة فجعلها في فيه فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كخ،كخ ارم بها اما علمت انا لا نآ كل الصدقة. رواه مسلم
            Dari abu Hurairah, ia berkata, “Pada suatu hari Hasan bin Ali (cucu Rasulullah) telah mengambil sebuah kurma dari kurma zakat, lantas dimasukkan ke mulutnya. Rasulullah Saw, bersabda (kepada cucu beliau), “Jijik, jijik, buanglah kurma itu! Tidak tahukah kamu bahwa kita tidak boleh mengambil sedekah (zakat)”. (HR. Muslim)
3.      Orang kaya dengan harta atau kaya dengan usaha dan penghasilan. Rasulullah bersabda:
لا تحل الصدقة لغني ولا لذي مرة سوي. رواه الخمسة الا النساء وابن ما جه
“Tidak halal bagi orang kaya dan yang mempunyai kekuatan tenaga mengambil sedekah (zakat).” (HR. lima Orang hadist, selain Nasai dan ibnu Majah)
4.      Hamba sahaya, karena mereka mendapat nafkah dari tuan atau majikan mereka.
5.      Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya yang berzakat tidak boleh memberikan zakatnya kepada orang yang ada dalam tanggungannya dengan nama fakir atau miskin, sedangkan mereka mendapatkan nafkah yang mencukupi.

















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Secara bahasa zakat berarti : tumbuh, berkembang dan berkah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan. Sedangkan zakat menurut istilah adalah kadar harta yang tertentu, yang diberikan kepada orang yang berhak menerimanya, dengan beberapa syarat.
            Orang yang meninggalkan zakat akan mendapatkan ancaman siksa di neraka jahannam, sebagaiman yang disebutkan dalam surat Al-baqorah ayat 34-35. Dalam zakat ada beberapa istilah yang berkaitan dengan zakat, yaitu: muzakki, mustahiq, nisab dan haul. Secara garis besar zakat terbagi dalam dua macam, yaitu zakat maal dan zakat nafs.
Syarat-syarat kekayaan yang wajib dizakati:
1.      Milik Penuh.
2.      Berkembang.
3.      Cukup Nishab.
4.      Lebih Dari Kebutuhan Pokok.
5.      Bebas Dari hutang.
6.      Berlalu Satu Tahun (Al-Haul).
Jadi benda yang wajib dizakati harus sesuai dengan persyaratannya, jika belum memenuhi maka tidak wajib berzekat.
            Zakat fitri adalah zakat yang wajib dikrluarkan oleh semua umat Islam dengan syarat, 1. Islam, 2. Lahir sebulam terbenam matahari penghabisan bulan Ramadhan. 3. Mempunyai lebihan harta. Serta orang-orang yang berhak menerima zakat ada 8 golongan sebagaiman disbutkan dalm fierma Allah dalam surat At Taubah ayat 60. Tetapi ada juga golongan yang terlarang menerima zakat ada lima, yaitu: orang kafir, keturunan Nabi, orang kaya, hamba sahaya, dan orang dalam tanggungan yang berzakat.





DAFTAR PUSTAKA


Al Quran dan Tarjemah,  Departemaen republik Indonesia, Surabaya, CV Jaya Sakti, 1997.
H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung, Sinar Baru Algesindo, cet. Ke 35: 2002.
H.M. Najmuddin Zuhdi, dkk, Studi Islam 2, Surakarta, LPID-UMS, 2009


[1] . Al Quran dan Tarjemah. Departemaen republik Indonesia, Surabaya, CV Jaya Sakti, 1997, hal 297
[2] . H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung, Sinar Baru Algesindo, cet. Ke 35: 2002, hal 192
[3] . Orang-orang yang Menampakkan dirinya beriman dan minta izin berperang sebelum ada perintah berperang.
[4].H.M. Najmuddin Zuhdi, dkk, Studi Islam 2, Surakarta, LPID-UMS, 2009, hal 77.. 
[5]. H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung, Sinar Baru Algesindo, cet. Ke 35: 2002, hal 207
[6]. H. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Bandung, Sinar Baru Algesindo, cet. Ke 35: 2002, hal 215

Tidak ada komentar:

Posting Komentar